Kamis, 04 Februari 2016

TERSENYUMLAH, MAHASISWA LAMAKU. KELULUSAN YANG TERTUNDA BUKAN BERARTI HIDUPMU SIA-SIA!


Hidup terkadang seperti bermainkartu remi. Meski kamu sudah merencanakan dan mengira-ngira apa yang terjadi di babak hidup berikutnya, sesekali kamu harus menghadapi “kartu” yang tak terduga. Sama halnya dengan meniti cita-cita menjadi sarjana, terkadang kamu juga harus dihadapkan dengan sandungan yang tak kamu kira sebelumnya, sehingga kamu harus bertahan lebih lama dengan statusmahasiswa dibandingkan teman-temanmu yang lainnya.
Status mahasiswa yang masih awet kamu sandang selama bertahun-tahun membuatmu merasa tertekan oleh banyak hal. Tekanan dari orangtua, hingga cita-cita yang tak kunjung harus ditunda, membuatmu makin frustrasi setiap hari.
Tapi, janganlah melarikan diri. Status mahasiswamu ini harus kamu hadapi dengan berani.
Menjadi mahasiswa tidaklah semudah menjalani studi seperti di SMA. Kebebasan untuk memilih berbagai mata kuliah atau mengambil bidang yang kamu minati adalah hal yang kamu miliki. Bukan hanya itu, kamu juga disuguhi dengan beraneka macam ragam aktivitas yang membuatmu tak sekadar mendengarkan dosen ceramah atau membaca diktat. Namun, hal ini bisa menjadi bumerang jika ternyata kamu tak pandai mengukir siasat untuk lulus cepat.
Dibandingkan hanya menjadi mahasiswa biasanya, kamu justru menjadi mahasiswa istimewa yang memilih sesuatu yang berbeda. Saat kuliah belum kelar, mungkin kamu memilih untuk sibuk menjadi aktivis kampus,mengikuti pertukaran pelajar ke berbagai negara, atau mungkin justru sibuk bekerja demi menjadi mahasiwa yang mandiri. Sampai-sampai kamu tak sadar bahwa waktu berjalan begitu cepat, dan ternyata masih ada tugas akhir bernama skripsi yang masih belum kamu penuhi.
Ibarat berangkat dari rumah menuju stasiun untuk mengejar kereta. Setelah melewati lalu lintas padat dan panas, sekarang kamu sudah sampai di depan pintu gerbang. Perjuanganmu hanya tinggal menukar uang yang sudah kamu kumpulkan dengan tiket agar bisa menggunakan kereta yang sudah kamu pesan. Sayang, uang itu tak kunjung selesai kamu tukar.
Saking lamanya waktu yang kamu butuhkan untuk “menukar uang” alias menyelesaikan skripsi, kamu tak lagi percaya akan kemampuan diri sendiri. Kamu tak merasa punya ilmu yang mumpuni untuk segera membuat naskah pendadaran. Padahal, segala keraguan itu hanya membuatmu bertambah jauh dari “keretamu”.
Kejarlah kereta itu sebelum benar-benar meninggalkan stasiun. Kamu masih punya waktu.
Tak kunjung lulus kuliah terkadang membuatmu serba salah. Kamu dituntut untuk rajin datang ke kampus, tapi kamu justru enggan melangkahkan kaki karena kampus sudah tak lagi seasyik dulu. Banyak hal yang melatarbelakangi, mulai dari tak ada lagi sahabat dekat yang dulu selalu makan bersama sehabis kelas, teman-teman seperjuangan yang tak bisa kamu sapa saat melewati depan kelas. Dan mungkin pemandangan orang-orang asing yang sudah tak kamu kenal lagi. Bagimu, kampus serasa menjadi tempat yang asing.
kesuksesan itu terkadang hadir diwujudkan tak harus gerombolan. Sesekali kamu harus menjadi mandiri untuk membuat impianmu menjadi nyata. Kamu tak harus merasa sendirian atau merasa malu dilihat adik-adik angkatan, toh mau bagaimanapun mereka juga akan melakoni hal yang sama sepertimu sekarang.
Setiap mahasiswa kuliah ibarat orang-orang yang sedang mencari tiket bepergian. Lulus cepat atau lama adalah perkara siapa dulu yang mau mengantri di depan. Kamu memang adadi barisan belakang. Tapi percayalah, kamu akan bisa maju ke depan jika bersabar, bukannya malah kabur dari antrian.
Saat status mahasiswa sudah kamu jabat melebihi waktu yang ditentukan, maka gak jarang kamu akan terserang rasa takut untuk melangkahkan kaki ke kampus. Layaknya hantu, bayang-bayang tidak menyenangkan akan menyelimuti pikiranmu sejak bangun pagi. Kamu khawatir jika semua aparat kampus akan kaget jika ternyata kamu masih menjadi mahasiswa, kamu malu jika penjaga perpus akan mempertanyakan kenapa kamu masih saja sibuk di sana. Kamu mungkin juga khawatir jika adik angkatan akan menganggapmu mahasiswa yang tak bisa menyelesaikan kuliah. Hingga dosen pembimbing yang jadi tampak mengerikan juga ada dalam pikiran saat kamu mulai membayangkan kampus yang dulu menyenangkan.
Tapi ketakutanmu itu sebenarnya ada di kepalamu sendiri.Cobalah ingat kakak-kakak kelasmu yangkelulusannya juga sempat tertunda. Apakah kamu pernah menertawai mereka? Cepat atau lama, semua orang menghargai jika kamu memang berusaha.
Boleh jadi orang-orang yang mempertanyakan kabarmu yang tak kunjung lulus menganggu pikiranmu, tapi kamu juga perlu tahu bahwa memikirkan itu terus-terusan tidak akan membantumu meraih tujuan. Satu-satunya yang akan membantu adalah papan ketik, Microsoft Word, dan tanganmu.
Rasa takut itu layaknya hantu, dia membuntutimu sampai kapanpun tanpa pernah mau membantumu menyelesaikan masalah, tapi justru membuatmu semakin menjauh dan tak menyelesaikannya. Mungkin kamu lelah, gak ada salahnya mulai sekarang kamu hadapi ketakutanmu dengan caramu. Kamu bisa mengingat senyum orang-orang yang tercinta bila lulus segera atau impian yang selama tertunda karena syarat sarjana yang belum kamu genggam.
Bukankah hidup adalah investasi? Dari pada mengutuki rasa takut, kenapa tak kamu gunakan energimu untuk menuntaskan skripsi?
Tanpa harus lari dari kenyataan, akan lebih bijak jika kamu mau menghadapinya dengan berani. Bolehlah kamu merasa menyesal karena tidak mampu menepati janji untuk lulus tepat waktu, tapi bukan berarti kamu harus mengutuki itu tiap hari. Bolehlah kamu merasa tak enak hati dengan orangtua yang sedikit kecewa karena kamu tak kunjung sarjana, tapi bukan berarti kamu harus melarikan diri dari “perhatian” yang mereka berikan. Gak ada salahnya kamu mulai bangun dan sibukkan dirimu dengan apa yang bisa kamu berikan pada mereka, misalnya menyiapkan kapan kamu akan pendadaran.
Inilah saatnya kamu tunjukkan pada meraka bahwa kamu tak diam saja, tapi kamu juga berjuang sekuat tenaga.
Tanpa harus menyerah menyerah di tengah jalan, maka sekarang saatnya kamu unjuk gigi bahwa kamu juga bisa melakukan hal yang sama seperti teman-temanmu lainnya. Bagimu, lulus hanya soal waktu. Jadi akankah kamu bangun lagi dan mengambil antrian terdepan untuk memesan kereta untuk menjemput mimpi lainnya?
Waktu memang tak pernah bisa diputar kembali ke belakang. Selama ini mungkin kamu merutuki nasib yang telah membuatmu terhambat untuk lulus cepat. Dosen yang tak kunjung mengoreksi skripsian, kesibukan bekerja, atau kondisi kampus selalu menjadi kambing hitam. Semua yang sudah lewat biarlah lewat,tak perlu lagi kamu pusingkan. Mulai sekarang gak ada salahnya kamu buka mata dan membuat aksi nyata dengan bergegas untuk menuntaskan kewajiban. Kamu bisa merubah keadaan jika kamu mau berjuang. Kamu bisa membuat menjadi sarjana kalau kamu mau menjadi skripsi jadi prioritas paling depan.
Ingat, kamu sudah sejauh ini. Jangan lari. Hadapi. bangun dan bergegaslah melakukan aksi untuk mewujudkan mimpi menjadi sarjana. Memang tidak mudah, tapi bukan berarti kamu tak bisa.
SEMOGA BERHASIL

Link Sumber : Hipwe

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar yang sesuai dengan artikel. Komentar yang tidak sesuai dengan artikel akan langsung kami hapus