Hidup terkadang seperti bermainkartu remi. Meski kamu sudah
merencanakan dan mengira-ngira apa yang terjadi di babak hidup
berikutnya, sesekali kamu harus menghadapi “kartu” yang tak terduga.
Sama halnya dengan meniti cita-cita menjadi sarjana, terkadang kamu juga
harus dihadapkan dengan sandungan yang tak kamu kira sebelumnya,
sehingga kamu harus bertahan lebih lama dengan statusmahasiswa
dibandingkan teman-temanmu yang lainnya.
Status mahasiswa yang
masih awet kamu sandang selama bertahun-tahun membuatmu merasa tertekan
oleh banyak hal. Tekanan dari orangtua, hingga cita-cita yang tak
kunjung harus ditunda, membuatmu makin frustrasi setiap hari.
Tapi, janganlah melarikan diri. Status mahasiswamu ini harus kamu hadapi dengan berani.
Menjadi mahasiswa tidaklah semudah menjalani studi seperti di SMA.
Kebebasan untuk memilih berbagai mata kuliah atau mengambil bidang yang
kamu minati adalah hal yang kamu miliki. Bukan hanya itu, kamu juga
disuguhi dengan beraneka macam ragam aktivitas yang membuatmu tak
sekadar mendengarkan dosen ceramah atau membaca diktat. Namun, hal ini
bisa menjadi bumerang jika ternyata kamu tak pandai mengukir siasat
untuk lulus cepat.
Dibandingkan hanya menjadi mahasiswa biasanya,
kamu justru menjadi mahasiswa istimewa yang memilih sesuatu yang
berbeda. Saat kuliah belum kelar, mungkin kamu memilih untuk sibuk
menjadi aktivis kampus,mengikuti pertukaran pelajar ke berbagai negara,
atau mungkin justru sibuk bekerja demi menjadi mahasiwa yang mandiri.
Sampai-sampai kamu tak sadar bahwa waktu berjalan begitu cepat, dan
ternyata masih ada tugas akhir bernama skripsi yang masih belum kamu
penuhi.
Ibarat berangkat dari rumah menuju stasiun untuk mengejar
kereta. Setelah melewati lalu lintas padat dan panas, sekarang kamu
sudah sampai di depan pintu gerbang. Perjuanganmu hanya tinggal menukar
uang yang sudah kamu kumpulkan dengan tiket agar bisa menggunakan kereta
yang sudah kamu pesan. Sayang, uang itu tak kunjung selesai kamu tukar.
Saking lamanya waktu yang kamu butuhkan untuk “menukar uang” alias
menyelesaikan skripsi, kamu tak lagi percaya akan kemampuan diri
sendiri. Kamu tak merasa punya ilmu yang mumpuni untuk segera membuat
naskah pendadaran. Padahal, segala keraguan itu hanya membuatmu
bertambah jauh dari “keretamu”.
Kejarlah kereta itu sebelum benar-benar meninggalkan stasiun. Kamu masih punya waktu.
Tak kunjung lulus kuliah terkadang membuatmu serba salah. Kamu dituntut
untuk rajin datang ke kampus, tapi kamu justru enggan melangkahkan kaki
karena kampus sudah tak lagi seasyik dulu. Banyak hal yang
melatarbelakangi, mulai dari tak ada lagi sahabat dekat yang dulu selalu
makan bersama sehabis kelas, teman-teman seperjuangan yang tak bisa
kamu sapa saat melewati depan kelas. Dan mungkin pemandangan orang-orang
asing yang sudah tak kamu kenal lagi. Bagimu, kampus serasa menjadi
tempat yang asing.
kesuksesan itu terkadang hadir diwujudkan tak
harus gerombolan. Sesekali kamu harus menjadi mandiri untuk membuat
impianmu menjadi nyata. Kamu tak harus merasa sendirian atau merasa malu
dilihat adik-adik angkatan, toh mau bagaimanapun mereka juga akan
melakoni hal yang sama sepertimu sekarang.
Setiap mahasiswa
kuliah ibarat orang-orang yang sedang mencari tiket bepergian. Lulus
cepat atau lama adalah perkara siapa dulu yang mau mengantri di depan.
Kamu memang adadi barisan belakang. Tapi percayalah, kamu akan bisa maju
ke depan jika bersabar, bukannya malah kabur dari antrian.
Saat
status mahasiswa sudah kamu jabat melebihi waktu yang ditentukan, maka
gak jarang kamu akan terserang rasa takut untuk melangkahkan kaki ke
kampus. Layaknya hantu, bayang-bayang tidak menyenangkan akan
menyelimuti pikiranmu sejak bangun pagi. Kamu khawatir jika semua aparat
kampus akan kaget jika ternyata kamu masih menjadi mahasiswa, kamu malu
jika penjaga perpus akan mempertanyakan kenapa kamu masih saja sibuk di
sana. Kamu mungkin juga khawatir jika adik angkatan akan menganggapmu
mahasiswa yang tak bisa menyelesaikan kuliah. Hingga dosen pembimbing
yang jadi tampak mengerikan juga ada dalam pikiran saat kamu mulai
membayangkan kampus yang dulu menyenangkan.
Tapi ketakutanmu itu
sebenarnya ada di kepalamu sendiri.Cobalah ingat kakak-kakak kelasmu
yangkelulusannya juga sempat tertunda. Apakah kamu pernah menertawai
mereka? Cepat atau lama, semua orang menghargai jika kamu memang
berusaha.
Boleh jadi orang-orang yang mempertanyakan kabarmu yang
tak kunjung lulus menganggu pikiranmu, tapi kamu juga perlu tahu bahwa
memikirkan itu terus-terusan tidak akan membantumu meraih tujuan.
Satu-satunya yang akan membantu adalah papan ketik, Microsoft Word, dan
tanganmu.
Rasa takut itu layaknya hantu, dia membuntutimu sampai
kapanpun tanpa pernah mau membantumu menyelesaikan masalah, tapi justru
membuatmu semakin menjauh dan tak menyelesaikannya. Mungkin kamu lelah,
gak ada salahnya mulai sekarang kamu hadapi ketakutanmu dengan caramu.
Kamu bisa mengingat senyum orang-orang yang tercinta bila lulus segera
atau impian yang selama tertunda karena syarat sarjana yang belum kamu
genggam.
Bukankah hidup adalah investasi? Dari pada mengutuki rasa takut, kenapa tak kamu gunakan energimu untuk menuntaskan skripsi?
Tanpa harus lari dari kenyataan, akan lebih bijak jika kamu mau
menghadapinya dengan berani. Bolehlah kamu merasa menyesal karena tidak
mampu menepati janji untuk lulus tepat waktu, tapi bukan berarti kamu
harus mengutuki itu tiap hari. Bolehlah kamu merasa tak enak hati dengan
orangtua yang sedikit kecewa karena kamu tak kunjung sarjana, tapi
bukan berarti kamu harus melarikan diri dari “perhatian” yang mereka
berikan. Gak ada salahnya kamu mulai bangun dan sibukkan dirimu dengan
apa yang bisa kamu berikan pada mereka, misalnya menyiapkan kapan kamu
akan pendadaran.
Inilah saatnya kamu tunjukkan pada meraka bahwa kamu tak diam saja, tapi kamu juga berjuang sekuat tenaga.
Tanpa harus menyerah menyerah di tengah jalan, maka sekarang saatnya
kamu unjuk gigi bahwa kamu juga bisa melakukan hal yang sama seperti
teman-temanmu lainnya. Bagimu, lulus hanya soal waktu. Jadi akankah kamu
bangun lagi dan mengambil antrian terdepan untuk memesan kereta untuk
menjemput mimpi lainnya?
Waktu memang tak pernah bisa diputar
kembali ke belakang. Selama ini mungkin kamu merutuki nasib yang telah
membuatmu terhambat untuk lulus cepat. Dosen yang tak kunjung mengoreksi
skripsian, kesibukan bekerja, atau kondisi kampus selalu menjadi
kambing hitam. Semua yang sudah lewat biarlah lewat,tak perlu lagi kamu
pusingkan. Mulai sekarang gak ada salahnya kamu buka mata dan membuat
aksi nyata dengan bergegas untuk menuntaskan kewajiban. Kamu bisa
merubah keadaan jika kamu mau berjuang. Kamu bisa membuat menjadi
sarjana kalau kamu mau menjadi skripsi jadi prioritas paling depan.
Ingat, kamu sudah sejauh ini. Jangan lari. Hadapi. bangun dan
bergegaslah melakukan aksi untuk mewujudkan mimpi menjadi sarjana.
Memang tidak mudah, tapi bukan berarti kamu tak bisa.
SEMOGA BERHASIL
Link Sumber :
Hipwe